Abu Bakar Ash-Shiddiq(Khulafaur Rasyidin ke-1)
Nama
& Nasabnya
Nama lengkap sebenarnya adalah Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai bin Ghalib bin Fihr al-Quraisy a-Taimi. Bertemu nasabnya dengan nabi SAW pada kakeknya Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai.
Ibunya adalah Ummu al-Khair Salma binti Shakr bin Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim. Itu berarti ayah-ibu Abu Bakar berasal dari Bani Taim.
Nabi Muhammad SAW memberinya gelar Ash-Shiddiq, yang artinya “yang berkata benar” setelah Abu Bakar membenarkan peristiwa Isra’ Miraj yang diceritakan oleh Nabi Muhammad kepada para pengikutnya. Oleh karena itu beliau dikenal sebagai Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Karakter fisik & akhlaknya
Abu Bakar merupakan ayah dari Aisyah r.a., istri nabi SAW. Aisyah r.a. menerangkan karakter bapaknya,”Beliau berkulit putih, kurus, kedua pelipis matanya tipis, pinggangnya kecil (sehingga kainnya selalu turun dari pinggangnya), wajahnya selalu berkeringat, matanya hitam, berkening lebar, tidak bisa ber-saja’ dan selalu mewarnai jenggotnya dengan memakai hinai maupun katam.” (ath-Thabari, 3/524).
Adapun akhlaknya, beliau terkenal dengan kebaikan, keberanian, kokoh pendirian, selalu memiliki ide-ide yang cemerlang dalam keadaan genting, banyak toleransi, penyabar, memiliki azimah (keinginan keras), faqih (paham terhadap hukum islam), paling mengerti dengan garis keturunan Arab & berita-berita mereka, sangat bertawakal kepada Allah & yakin akan segala janji-Nya, bersifat wara’ dan jauh dari segala syubhat, zuhud terhadap dunia, selalu mengjarapkan apa-apa yang lebih baik di sisi Allah, serta beliau adalah sosok yang lembut dan ramah. Semoga Allah meridhainya.
Keislamannya
Abu Bakar adalah salah termasuk orang yang pertama kali masuk Islam. Ada beberapa orang yang masuk pertama kali masuk Islam, atau dikenal engan sebutan As-Sabiqun al-Awwalun (Arab: السَّابِقُونَ الأَوَّلُونَ), yang mana terdiri dari beberapa golongan, yaitu:
Nama lengkap sebenarnya adalah Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai bin Ghalib bin Fihr al-Quraisy a-Taimi. Bertemu nasabnya dengan nabi SAW pada kakeknya Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai.
Ibunya adalah Ummu al-Khair Salma binti Shakr bin Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim. Itu berarti ayah-ibu Abu Bakar berasal dari Bani Taim.
Nabi Muhammad SAW memberinya gelar Ash-Shiddiq, yang artinya “yang berkata benar” setelah Abu Bakar membenarkan peristiwa Isra’ Miraj yang diceritakan oleh Nabi Muhammad kepada para pengikutnya. Oleh karena itu beliau dikenal sebagai Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Karakter fisik & akhlaknya
Abu Bakar merupakan ayah dari Aisyah r.a., istri nabi SAW. Aisyah r.a. menerangkan karakter bapaknya,”Beliau berkulit putih, kurus, kedua pelipis matanya tipis, pinggangnya kecil (sehingga kainnya selalu turun dari pinggangnya), wajahnya selalu berkeringat, matanya hitam, berkening lebar, tidak bisa ber-saja’ dan selalu mewarnai jenggotnya dengan memakai hinai maupun katam.” (ath-Thabari, 3/524).
Adapun akhlaknya, beliau terkenal dengan kebaikan, keberanian, kokoh pendirian, selalu memiliki ide-ide yang cemerlang dalam keadaan genting, banyak toleransi, penyabar, memiliki azimah (keinginan keras), faqih (paham terhadap hukum islam), paling mengerti dengan garis keturunan Arab & berita-berita mereka, sangat bertawakal kepada Allah & yakin akan segala janji-Nya, bersifat wara’ dan jauh dari segala syubhat, zuhud terhadap dunia, selalu mengjarapkan apa-apa yang lebih baik di sisi Allah, serta beliau adalah sosok yang lembut dan ramah. Semoga Allah meridhainya.
Keislamannya
Abu Bakar adalah salah termasuk orang yang pertama kali masuk Islam. Ada beberapa orang yang masuk pertama kali masuk Islam, atau dikenal engan sebutan As-Sabiqun al-Awwalun (Arab: السَّابِقُونَ الأَوَّلُونَ), yang mana terdiri dari beberapa golongan, yaitu:
- Abu Bakar à dari golongan lelaki merdeka.
- Khadijah à dari golongan wanita.
- Ali Bin Abi Thalib à dari golongan anak-anak
- Zaid bin Haritsah à dari golongan budak.
Dari sejumlah orang tersebut,
ternyata keislaman dari Abu Bakar paling banyak membawa manfaat besar terhadap
islam & kaum muslimin karena kedudukannya yang tinggi dan semangat serta
kesungguhannya dalam berdakwah. (al-bidayah wan Nihayah, 3/26). Selain
itu, di awal keislamannya Abu Bakar menginfakkan apa yang dimilikinya di jalan
Allah sebanyak 40.000 dirham.
Beberapa contoh Keteladanan dan Keutamannya
Keutamaan dari Abu Bakar Ash-Shiddiq sangatlah banyak. Penulis berusaha meringkas sesuai dengan yang telah disebutkan oleh Al-Hafizh Abdullah al-Bukhari dalam shahih-nya yang termuat dalam Kitab Fadha’il Sahabat (4/189-197, cetakan Istambul 1979 M), yaitu:
Beberapa contoh Keteladanan dan Keutamannya
Keutamaan dari Abu Bakar Ash-Shiddiq sangatlah banyak. Penulis berusaha meringkas sesuai dengan yang telah disebutkan oleh Al-Hafizh Abdullah al-Bukhari dalam shahih-nya yang termuat dalam Kitab Fadha’il Sahabat (4/189-197, cetakan Istambul 1979 M), yaitu:
- Abu Bakar adalah Sahabat Rasulullah SAW di Gua & Ketika Hijrah
- Abu Bakar adalah Sahabat yang paling banyak Ilmunya
- Abu Bakar adalah Sahabat yang paling utama
- Kedudukan Abu Bakar di Sisi Rasulullah
- Abu Bakar paling dulu masuk Islam & Selalu Mendampingi Rasulullah
- Orang yang paling dicintai Rasulullah
- Iman & Keyakinannya yang kuat
- Sosok yang memiliki Kemauan yang Tinggi
- Keberkahan Abu Bakar Ash-Shiddiq & keluarganya
- Berita gembira untuknya sebagai penghuni Surga
- Gigih dalam membela Rasulullah SAW
Jasa & Peranan Abu Bakar Sebelum menjadi Khalifah
- Sahabat & teman
Rasulullah SAW sepanjang hidupnya.
Abu Bakar selalu mengiringi Rasulullah SAW baik ketika di Makkah, Hijrah, dan juga ketika dalam peperangan, yaitu Perang Badar, Uhud, Khandaq, Fathul Makkah, Hunain, maupun perang Tabuk. - Mengajak para tokoh
untuk memeluk Islam
Tak berapa lama setelah Abu Bakar memeluk Islam, masuklah sejumlah tokoh besar yang mengikuti jejaknya, seperti Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqash, Utsman bin Affan, Az-Zubair bin Awwam, dan Thalhah bin Ubaidullah. (Ibnu Hisyam, as-Sirah an-Nabawwiyah, 1/317). - Memerdekakan budak
yang disiksa karena masuk Islam.
Beberapa budak tersebut diantaranya adalah Bilal, Amir bin Fuhairah, Ummu Ubais, Zinnirah, an-Nahdiyyah & kedua putrinya, serta budak wanita milik Bani Mu’ammal. (Ibnu Hisyam, as-Sirah an-Nabawwiyah, 1/393).Bagaimana dengan pengangkatan beliau sebagai khalifah..?Apa saja yang telah beliau ukir selama mengemban amanah sebagai Khulafaur Rasyidin & dll..?nantikan di postingan selanjutnya, insyaAllah.. wallahu’alam bishowab.
Abu Bakar menjadi Khalifah
Sebagai
pemimpin umat Islam setelah Rasul, maka Abu Bakar disebut Khalifah
Rasulullah (Pengganti Rasul). Khalifah adalah pemimpin yang diangkat
sesudah Nabi wafat untuk menggantikan beliau melanjutkan tugas-tugas sebagai
pemimpin agama dan kepala pemerintahan. Setelah selesai orang membaiat, Abu Bakar pun berpidato sebagai sambutan atas
kepercayaan orang banyak kepada dirinya, penting dan ringkas : “Wahai manusia,
sekarang aku telah menjabat pekerjaan kami ini, tetapi bukanlah aku orang yang
lebih baik dari pada kamu. Jika aku lelah berlaku baik dalam jabatanku,
sokonglah aku, tetapi kalau aku berlaku salah, tegakkanlah aku kembali,
kejujuran adalah suatu amanat, kedustaan adalah suatu khianat. Orang yang kuat
di antara kamu, pada sisiku hanyalah lemah, sehingga hak si lemah aku tarik
dari padanya. Orang yang lemah di sisimu, pada sisiku kuat, sebab akan ku ambilkan
dari pada si kuat akan haknya, Insyaallah. Janganlah kamu suka menghentikan
jihad itu, yang tidak akan ditimpa kehinaan. Taatlah kepadaku selama aku taat
kepada Allah dan Rasul-Nya. Tetapi kalau aku melanggar perintah-Nya, tak
usahlah kamu taat dan ikut aku lagi. Berdirilah sembahyang, semoga rahmat Allah
meliputi kamu.”
Kemajuan
yang telah dicapai pada masa pemerintahan Abu Bakar selama kurang lebih dua
tahun di dalam pengembangan Islam, antara lain :
1. Perbaikan sosial (masyarakat)
2. Perluasan dan pengembangan wilayah Islam
3. Mengumpulkan ayat-ayat al Qur’an
4. Sebagai kepala negara dan pemimpin umat Islam
5. Meningkatkan kesejahteraan umat perbaikan sosial yang dilakukan Abu Bakar, ialah usaha untuk menciptakan stabilitas wilayah Islam dengan berhasilnya mengamankan Tanah Arab dari para penyelewengan (orang murtad, nabi palsu dan orang yang enggan membayar zakat). Adapun usaha yang ditempuh untuk perluasan dan pengembangan wilayah Islam Abu Bakar melakukan perluasan wilayah luar jazirah Arab. Daerah yang dituju adalah Iraq dan Syria yamg berbatasan langsung dengan wilayah kekuasan Islam.
1. Perbaikan sosial (masyarakat)
2. Perluasan dan pengembangan wilayah Islam
3. Mengumpulkan ayat-ayat al Qur’an
4. Sebagai kepala negara dan pemimpin umat Islam
5. Meningkatkan kesejahteraan umat perbaikan sosial yang dilakukan Abu Bakar, ialah usaha untuk menciptakan stabilitas wilayah Islam dengan berhasilnya mengamankan Tanah Arab dari para penyelewengan (orang murtad, nabi palsu dan orang yang enggan membayar zakat). Adapun usaha yang ditempuh untuk perluasan dan pengembangan wilayah Islam Abu Bakar melakukan perluasan wilayah luar jazirah Arab. Daerah yang dituju adalah Iraq dan Syria yamg berbatasan langsung dengan wilayah kekuasan Islam.
Prestasi atau keberhasilan yang telah dilakukan Khalifah Abu Bakar ash Shidiq, sebagai berikut :
- Perbaikan Sosial Masyarakat
a. Memerangi kaum murtad
Setelah Rasulullah wafat, sekelompok orang Madinah menyatakan keluar dari Islam dan melakukan pemberontakan. Kelompok inilah yang disebut Kaum Riddah
b. Mengatasi orang yang tidak mau membayar zakat
Ada beberapa orang yang berpendapat bahwa membayar zakat hanya kepada Nabi Muhammad, oleh karena itu setelah Nabi Muhammad wafat mereka enggan membayar zakat.
c. Memberantas Nabi-nabi palsu
Orang-orang yang mengaku sebagai nabi sebenarnya sudah ada semenjak Nabi Muhammad masih hidup. Namun setelah Nabi saw wafat mereka semakin berani, diantara orang-orang yang mengaku sebagai Nabi adalah :
1). Aswad al Ansi, orang yang pertama kali mengaku sebagai nabi
2). Musailamah al Kazzab, pada waktu terjadi Perang Yamamah yang menyebabkan banyak penghafal al Qur’an wafat
3). Saj’ah, wanita Kristen yang mengaku sebagai nabi
4). Thulaihah bin Khuwailid, dalam pertempuran ia kalah dan akhirnya masuk Islam.
2. Pengumpulan Ayat-ayat al Qur’an
Dalam perang Yamamah, banyak sekali para sahabat penghafal al Qur’an yang wafat, oleh karena itu Sahabat Umar mengusulkan agar dilakukan pembukuan al Qur’an karena khawatir al Qur’an akan musnah.
Oleh karena itu Khalifah Abu Bakar memberikan tugas kepada Zaid bin Tsabit untuk menuliskannya kedalam satu mushaf dan disimpan di kediaman Abu Bakar.
3. Perluasan wilayah Islam
a. Perluasan ke wilayah Irak dan Persia, dipimpin oleh Khalid bin Walid
b. Perluasan ke wilayah Syiria, dipimpin oleh Usamah bin Zaid
c. Perluasan ke wilayah Palestina, dipimpin oleh Amr bin Ash
d. Perluasan ke wilayah Roma, dipimpin oleh Ubaidah bin Jarrah
e. Perluasan ke wilayah Damaskus, dipimpin oleh Yazid bin Muawiyah
f. Perluasan ke wilayah Yordania, dipimpin oleh Surahbin bin Hasanah
Setelah Rasulullah wafat, sekelompok orang Madinah menyatakan keluar dari Islam dan melakukan pemberontakan. Kelompok inilah yang disebut Kaum Riddah
b. Mengatasi orang yang tidak mau membayar zakat
Ada beberapa orang yang berpendapat bahwa membayar zakat hanya kepada Nabi Muhammad, oleh karena itu setelah Nabi Muhammad wafat mereka enggan membayar zakat.
c. Memberantas Nabi-nabi palsu
Orang-orang yang mengaku sebagai nabi sebenarnya sudah ada semenjak Nabi Muhammad masih hidup. Namun setelah Nabi saw wafat mereka semakin berani, diantara orang-orang yang mengaku sebagai Nabi adalah :
1). Aswad al Ansi, orang yang pertama kali mengaku sebagai nabi
2). Musailamah al Kazzab, pada waktu terjadi Perang Yamamah yang menyebabkan banyak penghafal al Qur’an wafat
3). Saj’ah, wanita Kristen yang mengaku sebagai nabi
4). Thulaihah bin Khuwailid, dalam pertempuran ia kalah dan akhirnya masuk Islam.
2. Pengumpulan Ayat-ayat al Qur’an
Dalam perang Yamamah, banyak sekali para sahabat penghafal al Qur’an yang wafat, oleh karena itu Sahabat Umar mengusulkan agar dilakukan pembukuan al Qur’an karena khawatir al Qur’an akan musnah.
Oleh karena itu Khalifah Abu Bakar memberikan tugas kepada Zaid bin Tsabit untuk menuliskannya kedalam satu mushaf dan disimpan di kediaman Abu Bakar.
3. Perluasan wilayah Islam
a. Perluasan ke wilayah Irak dan Persia, dipimpin oleh Khalid bin Walid
b. Perluasan ke wilayah Syiria, dipimpin oleh Usamah bin Zaid
c. Perluasan ke wilayah Palestina, dipimpin oleh Amr bin Ash
d. Perluasan ke wilayah Roma, dipimpin oleh Ubaidah bin Jarrah
e. Perluasan ke wilayah Damaskus, dipimpin oleh Yazid bin Muawiyah
f. Perluasan ke wilayah Yordania, dipimpin oleh Surahbin bin Hasanah
Abu
Bakar menjadi khalifah dalam jangka
waktu 2 tahun. Abu Bakar meninggal pada tanggal 23 Agustus 634 di Madinah.
Beliau dimakamkan di samping makam Rasullullah Saw. Selanjutnya posisi khalifah
digantikan oleh Umar bin Khatab.
0 Response to "Abu Bakar Ash-Shiddiq(Khulafaur Rasyidin ke-1)"
Post a Comment
Orang yang Baik Selalu Meninggalkan Komentar walau Kritikan